BANYUWANGI - Sekitar 20 orang yang menolak kedatangan salah satu tokoh nasional mengamuk dan membakar salah satu gedung di Bandara Internasional Blimbingsari Banyuwangi. Api terlihat berkobar di gedung yang terletak di samping terminal kedatangan VIP. Satu regu Dalmas dari Polresta Banyuwangi kemudian diterjunkan untuk menghalau masa aksi yang mulai anarkis. Massa yang anarkis lalu melempar bom molotov ke arah polisi.
Akibat lemparan bom molotov muncul titik api baru yang memicu kebakaran. Tim pemadam kebakaran dari Pemkab dan SAR Banyuwangi pun diterjunkan. Dengan sigap petugas memadamkan api dalam waktu kurang dari 15 menit. Saat api berhasil dipadamkan, tim Dalmas berhasil memukul mundur demonstran.
Eksekutif General Manager Bandara Blimbingsari Banyuwangi Johan Seno Acton mengatakan pihaknya menjalin komunikasi dan berkoordinasi dengan sejumlah pihak untuk langkah pengamanan objek vital tersebut. "Ini walaupun perdana dilatihkan tapi tampak bagaimana lintas ganti situasinya dari aman lalu kontijensinya meningkat kuning lalu merah. Terlihat betul peralihannya dari EGM ketika sudah merah langsung digantikan oleh komandan satgas yang nantinya adalah bapak Kapolresta Banyuwangi, " terang Dewa.
Selanjutnya, menurut Dewa perlu dilakukan pelatihan dengan tingkat eskalasi lebih tinggi sebagai langkah antisipasi jika kondisi darurat serupa terjadi. "Ini masih level sedang ya, perlu juga ke depan yang korbannya bukan hanya luka tapi sampai meninggal dunia. Ini bagian dari upaya preventif dalam standard objek vital, " pungkasnya.
Simulasi tersebut diangkat dengan tema Rempek Jogopati, yang menyadur dari nama komandan perang Puputan Bayu tahun 1971. Di mana pelatihan kali ini melibatkan 200 orang peserta dari berbagai unsur dan komite keamanan serta keselamatan. (***)
Baca juga:
Kasal Hadiri Peringatan Hari Pers Nasional
|